Sekilas KKL

KKL (Kuliah Kerja Lapangan) adalah salah satu matakuliah pilihan yang ditawarkan di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Matakuliah ini bertujuan untuk membuka wawasan, pengetahuan dan kosa kata baru mahasiswa dalam desain, arsitektur, dan lingkungan binaan melalui interaksi langsung dengan objek, arsitek, pengelola dan pengguna. Selain itu untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam memahami kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan arsitektur dan lingkungan binaan yang ada di lapangan. Juga untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam merekam, menganalisa dan mendokumentasikan berbagai informasi yang didapat di lapangan, serta menyajikannya menjadi pengetahuan arsitektur yang menarik dan bisa diakses secara luas. Salah satu bentuk rekam informasi tersebut adalah blog ini.

Rabu, 03 November 2010

Kampus ITB

OLEH:
I Made Yuridha Wirawan (H1B108042)
Handy Pramana Wijaya (H1B108023)

SUMBER:
http://ecocampus.itb.ac.id/?page_id=230
http://www.itb.ac.id




Informasi Umum dan Sejarah
Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah sebuah perguruan tinggi negeri yang berada dikota bandung. ITB didirikan pada tanggal 2 maret 1959. Saat ini status ITB adalah BHMN (Badan Hukum Milik Negara).
Kampus utama ITB saat ini merupakan lokasi dari sekolah tinggi teknik pertama di Indonesia.Walaupun masing-masing institusi pendidikan tinggi yang mengawali ITB memiliki karakteristik dan misi masing -masing, semuanya memberikan pengaruh dalam perkembangan yang menuju pada pendirian ITB.
Asrama mahasiswa, perumahan dosen, kantor pusat administrasi tidak terletak dikampus utama namun masih dalam jangkauan yang mudah untuk ditempuh. Fasilitas yang tersedia dikampus diantaranya toko buku, kantor pos, kantin, bank, dan klinik.
ITB adalah salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. Menurut pemeringkatan universitas berdasarkan tingkat kepopuleran suatu Institusi pendidikan di dunia maya, dengan jumlah sampel sebanyak lebih dari 9200 institusi tahun 2010 oleh 4icu.org, ITB menduduki peringkat 30 dunia, jauh diatas universitas di Indonesia yang lain seperti Universitas Gadjah Mada (686) ataupun Universitas Indonesia (685), melewati universitas terkemuka seperti Tokyo University (91), dengan MIT sebagai peringkat 1 dunia. Sedangkan menurut penilaian lembaga pemeringkatan perguruan tinggi asal Inggris tahun 2009, THE-QS, ITB menduduki peringkat 80 dunia di bidang Engineering dan IT, satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang mampu menembus 100 besar pemeringkatan. Peringkat pertama sendiri diduduki oleh MIT.
Sedangkan menurut tingkat keketatan masuk, ITB merupakan perguruan tinggi dengan tingkat kesulitan tertinggi di bidang IPA melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) tahun 2009 dari 422.159 peserta ujian
Konsep
Rasanya tidak ada yang berani membantah, Institut Teknologi Bandung ( ITB ) adalah nama yang tidak asing lagi bagi telinga dikalangan siswa dan mahasiswa Indonesia. Inilah salah satu perguruan tinggi tertua yang kita miliki, sekaligus merupakan lembaga pendidikan tinggi teknik yang pertama kali berdiri di Indonesia.
Walaupun merupakan salah satu universitas terpopuler di dunia, jangan berharap akan melihat papan nama terpancang dimuka gerbangnya. Sebab, tidak pernah ada papan nama mentereng dimuka kampus yang menyebutkan bahwa dilahan yang memiliki keteduhan dan kehijauan itulah berdiri kampus ITB. Yang ada hanya sebentuk gerbang dengan portal yang dijaga beberapa orang satpam. Mereka yang baru pertama kali melewati jalan ganesha jangan berharap dengan mudah menemukan kampus ITB dengan mudah.
Selain tidak punya papan nama, keunikan lain dari kampus ITB adalah bentuk arsitektur bangunan cikal bakalnya. Ir. Maclaine Pont berhasil merancang bangunan yang diakui berciri arsitektur unik (aula barat dan aula timur). Ada beberapa pendapat bahwa bangunan tersebut berciri arsitektur Indonesia modern, yakni perpaduan arsitektur modern dengan jiwa  dan roh tradisi Indonesia.

Keunikan yang terdapat pada bentuk atapnya, konon bentuk seperti itu merupakan modernisasi rumah sunda. Ada juga yang berpendapat bahwa bangunan ini merupakan perpaduan berbagai unsure kebudayaan sunda, Sumatra, jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
Yang pasti konstruksi bangunan aula ini sudah terbilang modern. Hal ini dapat terlihat dari bagian interiornya. Dalam hal ini kami perlu bersyukur karena dapat melihat langsung kedalam aula tersebut.


konstruksi diinteriornya sudah menggunakan bentukan busur dengan kayu lapis yang dirangkap. Juga sudah meenggunakan bentukan relung. Kayu yang digunakan adalah jenis lokal, dilapis-lapis, direkat, dan dijepit lalu dibuat busur. 
Bentukan ini terbilang rumit dalam pembuatannya terutama mengingat tahun pembuatannya.




Kawasan ITB ini juga menerapkan sistem learn by seeing. Terutama untuk mahasiswa arsitekturnya. Hal ini dapat terlihat dari keberagaman bentukan dan struktur bangunan-bangunan disana. Disamping bangunan-bangunan tradisional, terdapat zona-zona yang dikhususkan untuk bangunan-bangunan modern. Contohnya adalah perpustakaan di bagian belakang kawasan ITB ini.

Bentuk dinamis dan non formal sengaja di ciptakan di perpustakaan ini. Arsitektur modern sangat terlihat di sini yaitu dengan minimnya ornament-ornamen.

KONSEP ECO-CAMPUS ITB

Kawasan kampus ITB yang memiliki luas sekitar 770.000 m persegi ingin memadukan gaya arsitektur modern dan tradisional  ini menggunakan sistem grid pada penataannya. Dimana kawasan ITB ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu barat dan timur. Dan apabila ditarik garis lurus dari gerbang masuk ITB, sampai kebagian belakang kawasan kampus ini maka sepanjang garis lurus tersebut merupakan pedestrian yang sangat nyaman dilalui pejalan kaki dan disertai pohon-pohon rindang menaungi setiap langkah kita.
Untuk di Indonesia sendiri, istilah Eco-Campus adalah kampus yang berwawasan lingkungan. Pengertiannya tentu akan sangat luas dan bisa didefinisikan dari berbagai segi. Beberapa perguruan tinggi di Indonesia telah mencanangkan kampusnya sebagai Eco-Campus. Sejumlah konsep Eco-Campus tersebut patut diapresiasi positif, meski implementasi nyata masih tetap ditunggu keberlanjutannya. Eco-Campus tidak hanya sekedar pada pencanangannya saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana proses pelaksanaannya.
ITB pada dasarnya merupakan sebuah perguruan tinggi yang dibangun dengan mengusung banyak aspek “green” di dalamnya. Kawasan kampus ITB yang bersebelahan dengan kebun binatang dan taman ganesha ini suasana rindangnya sangat terasa. Pohon-pohon pinus dan cemara menjulang tinggi ke atas. 
.

Dari gerbang kampus ITB dijalan ganesha saja sudah terlihat bagaimana kampus ini mengutamakan pejalan kaki. Hal ini terlihat dari disediakannya jalur-jalur pedestrian yang rindang dan nyaman untuk dilalui.
untuk lebih mengutamakan pejalan kaki dan pesepeda kampus ini menutup gerbang dari kendaraan bermotor tanpa izin untuk masuk. Walaupun bentuk lahan yang berkontur, berkeliling kampus ITB tidak terasa melelahkan. Hal ini dikarenakan berhasilnya ruang-ruang positif tercipta di pedestrian.

Selain ukuran banyaknya pohon yang ada di dalam kampus, ITB pun memiliki banyak potensi yang dapat menjadikan ITB sebagai role model Eco-Campus di Indonesia. Beberapa potensi yang dimiliki oleh ITB diantaranya adalah:
1. Pusat Pengolahan Sampah (PPS) Sabuga
Sampah-sampah yang ada di kawasan kampus ITB ini akan dikumpulkan, dan apabila sampah tersebut sampah organic maka akan di jadikan pupuk
2. Tempat Sampah 2 Jenis (Sampah yang Dapat Membusuk: warna hitam dan Sampah yang Tidak Dapat Membusuk: warna putih)
3. Ruang Terbuka Hijau yang Luas
4. Fasilitas Tempat Parkir Sepeda
5. Lampu Solar Cell
6. Gerakan Bersama Mahasiswa ITB di bidang Lingkungan, Ganesha Hijau

Bangunan disamping merupakan campus center barat dimana difungsikan sebagai greenspot yang akan menjadi ikon hijau ITB, tempat sumber, dan edukasi mengenai permasalahan lingkungan dan program ITB eco-campus. Tempat ini juga menjadi wahana pembelajaran bagi seluruh civitas akademika ITB.







KAMPUS ARSITEKTUR ITB


Saat berkunjung ke kampus arsitektur ITB, kami disambut di aula kecil lantai satu. Banyak masukan dalam diskusi kecil tersebut, terutama menyangkut soal akreditasi. Bagaimana mereka mendapatkan akreditasi A dan dengan segala kelebihan-kelebihan saya harap dapat menular ke teknik Arsitektur UNLAM.
Kampus ini merupakan gedung 6 lantai dengan berbagai fasilitas-fasilitasnya yang dirancang khusus untuk kebutuhan sekolah arsitektur.beberapa contoh fasilitasnya adalah studio, lab, perpustakaan, ruang kelas, dll.
Fasilitas yang pertama akan kita temui adalah milis keluarga, ini merupakan papan pengumuman secara umum yang juga menampolakan hasil karya 2D mahasiswa yang terletak persis disebelah pintu masuk.

Jika kita ke lantai dua maka didepan tangga kita akan mendapati kursi-kursi diletakkan sebagai ruang interaksi antar mahasiswa.menurut saya hal ini penting untuk sharing antar mahasiswa diluar waktu perkuliahannya.







Sementara fasilitas lain adalah perpustakaan. Walaupun perpustakaan arsitektur ITB disini ruangan lebih kecil dibanding dengan perpustakaan UNTAR dijakarta. Namun perpustakaan ini memiliki buku-buku penting yang lengkap. Suasana membaca yang nyaman ditambah pemandangan kearah luar yang rindang (pepohonan) akan menjadi nilai lebih perpustakaan ini.
Dengan segala fasilitasnya, baik di kawasan ITB maupun di kampus arsitektur ITB itu sendiri, ditambah tenaga pengajar yang mumpuni. Sudah sewajarnya akreditasi mereka A. Alangkah menyenangkannya apabila membayangkan menjadi mahasiswa ITB. Mereka dapat melihat langsung bangunan-bangunan yang memiliki berbagai ciri khas. Ditambah mereka juga dapat belajar bagaimana merancang dilahan berkontur ITB ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar