Sekilas KKL

KKL (Kuliah Kerja Lapangan) adalah salah satu matakuliah pilihan yang ditawarkan di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Matakuliah ini bertujuan untuk membuka wawasan, pengetahuan dan kosa kata baru mahasiswa dalam desain, arsitektur, dan lingkungan binaan melalui interaksi langsung dengan objek, arsitek, pengelola dan pengguna. Selain itu untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam memahami kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan arsitektur dan lingkungan binaan yang ada di lapangan. Juga untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam merekam, menganalisa dan mendokumentasikan berbagai informasi yang didapat di lapangan, serta menyajikannya menjadi pengetahuan arsitektur yang menarik dan bisa diakses secara luas. Salah satu bentuk rekam informasi tersebut adalah blog ini.

Selasa, 02 November 2010

Eco Bamboo House

OLEH:
Dwi Sutaryono (H1B108030)
Nofriadi Tri Wardhana (H1B108075)

SUMBER:
http://www.griya-asri.com/2009/12/konstruksi-rumah-bambu-modern/




Perjalanan hari ke 2 KKL mahasiswa(i) arsitektur UNLAM. Tempat tujuan persinggahan terakhir untuk hari ini menuju rumah unik “Eco Bamboo House” karya arsitek Budi Faisal. Rumah yang sangat unik dengan memaksimalkan penggunaan material bambu pada bangunan rumahnya (materi dan pengetahuan awal yang didapat).

Perjalanan terakhir untuk hari itu setelah terlebih dahulu menjelajahi desain modern dari hotel sensa. Sebuah perjalanan panjang yang menempuh jarak yang tak pendek( jalan yg panjang) dan waktu yang tak sebentar (memakan waktu lama L) dan yang sangat pasti dengan energi 45% semangat dan 65% capek. Perjalan dari cihampelas menuju Eco Pesantren Daarut Tauhiid menjelajahi jalan – jalan yang sempit dan terjang karna merupakan jalan pergunungan, ditambah dengan kondisi macet akibat bus kami yang lumayan besar (besar banget sampai dapat menampung 20 kepala,.. hee) melalui jalan setapak yang kecil dan sempit. Untung saja pemandangan yang terlihat di jendela bus yang kecil dapat menghibur, pemandangan gunung yang hijau akan pepohonan.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan yang bisa dikatakan sedikit ekstrim kami sampe ke Eco Pesantren Daarut Tauhiid (give aplouse untuk pak driver yg telah sangat berjasa…). Waktu yang ada sudah sore dan hampir mencapai maghrib. Menju rumah tersebut yang berada agak masuk kedalam memerlukan energi kembali karena jalan yang ada adalah menanjak dan kemudian menjalani turunan. Sampai akhirnya kami dapat menatap dan melihat langsung “eco bamboo house” karya pak Budi Faisal. Berkurang lah sebagian capek karna bisa melihat – lihat rumah bammbu pak Budi Faisal dari luar ruangan hingga dalam ruangan. Tapi sangat disayangkan kami tidak dapat langsung bertemu dengan pak Budi Faisal sang arsitek “Eco Bamboo House”.
Sekilas mengenai Eco Bamboo House. Eco Bamboo House adalah bangunan rumah tinggal yang terletak di Eco Pesantren Daarut Tauhiid Jl. Cigugur Girang, Kampung Pangsor, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Bangunan ini dibangun dengan keunikkan pada dekoratifnya, serta unsur material,dan struktur pada bangunan ini sebagian besar menggunakan bahan dari bambu.

Apa itu Bambu? Bambu merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah Jawa Barat. Bambu merupakan jenis tanaman yang memiliki masa tanam yang sebentar sehingga bisa cepat dipanen. Pada bagian rumah ini Bambu yang digunakan sebagai material adalah bambu local yang berasal dari daerah Parongpong, Lembang, Ciwidey dan sekitarnya. Jenis bambu yang digunakan adalah bambu tali/apus, bambu temen, bambu petung dan bambu gombong. Sebelum digunakan sebagai bahan bangunan, furnitur maupun elemen estetis, bambu terlebih dahulu dibawa ke workshop untuk diproses terlebih dahulu. Bambu diawetkan dengan cara perendaman dengan campuran 5 % bahan kimia dan 95 % air selama 14 hari, kemudian dikeringkan. Sebagian besar, bambu diolah menjadi bahan bangunan yang dikerjakan langsung di lokasi bangunan. Namun ada juga yang diproses terlebih dahulu di workshop yaitu untuk pembuatan panel lantai bambu dan anyaman gedek bambu.
Terbesit pertanyaan awal yang ada “Kenapa Harus Bambu??”. Kemudian pertanyaan itu terjawab. Pemilik memlih bambu karena pemilik rumah ingin menggunakan material yang tidak banyak membutuhkan energi dalam pelaksanaannya. Di samping itu sekaligus berfungsi juga sebagai alat untuk mensosialisasikan kemungkinan jenis material alami lain selain kayu untuk bahan bangunan. Tidak seperti pohon kayu yang sekali tebang habis, bambu dapat dipanen setiap 3 tahun sekali dan terus menerus tumbuh selama akaranya tidak ikut dirusak, sehingga bambu dapat cepat diperbaharui, renewable and suistenable material. Bambu juga sangat mudah diperoleh disekitar atau ditempat wilayah , dan bambu terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia. Dari segi biaya, bambu lebih murah sedangkan dari segi pelaksanaannya, bambu juga mudah diolah menjadi berbagai jenis bahan bangunan.

Dari hasil keliling rumah bambu ini akhirnya terlihat hampir seluruh ornament dan perabot-perabot yang ada menggunakan bahan dasar berupa bambuu. Selain itu terlihat juga nuansa greend dengan adanya pepohonan pada rumah yang membuatnya menyatu dengan keadaan alam sekitar berupa alam yang hijau dan luas.

Pengaplikasi pemakaian bambu pada ornament dan perabot seperti terlihat pada gambar yg ada,

Pengadaan nuansa hijau dengan pepohonan

Selain pada ornament dan perabot, pengunaan bambu juga digunakan pada struktur bangunan.

Bambu juga diaplikasikan pada material lantai dan lantai tangga pengganti keramik. Batang bambu dipotong kecil-kecil lalu di Press sehingga membentuk panel. Teknik ini dinamakan laminated bamboo floor.

Plafon bangunan ini juga menggunakan bambu yang dipotong. Plafon yang ada berfungsi untuk pencahanyaan dan penambahan atau pengaturan udara atau angin yang masuk kerumah. Sebuah ide baru yang patut untuk di contoh dalam penggunaan ide untuk menuju arsitektur yang green.

Selesai mengutak – atik dan melihat – lihat rumah bambu dengan puas walaupun ada 1 hal yang kurang ( gak bisa bertatap langsung dengan sang arsitek L). Akhirnya kami mengakhiri pemberhentian terakhir ini dan menuju kembali ke bus. Sebelumnya terlebih dahulu melakukan sholat maghrib bagi umat yang beragama moeslim.

Dimana masjid? Sebgian bertanya-tanya dan mencari dimana masjid berada. Karena ketidak tahuan bahwa sebenarnya masjid berada di dekat pintu masuk dan berada di tingkat atas yakni lantai dua ( masjid yang masih dalam proses pembangunan).
Akhirnya perjalanan ke “eco bamboo house” telah berakhir dan saatnya kami memulai perjalanan lagi menuju penginapan, melewati jalanan yang sempi dan turunan. Sungguh perjalanan yang ekstrim dan menarik.

3 komentar:

  1. sungguh arsitektur dan sang arsitek yang peduli terhadap eko lingkungannya, hampir semua material nya dari bambu dengan memperhitungkan pencahayaan dan penghawaannya.. amazing.
    akhir februari kmarin kami mhasiswa arsitektur UIN Alauddin juga sempat mngunjungi rumah bapak Budi Faisal.. bnyak ilmu yang didapat dr beliau, jg perjlanan kesananya yg ekstrim , hehehe..
    oh iya salam kenal ya dari saya mahasiswa arsitektur UIN alauddin buat semua teman2 mhasiswa arsitektur Universitas Lambung Mangkurat..

    BalasHapus
  2. Kalau boleh tau.. Bagaimana cara agar saya dan temen2 arsitek ums bisa melakukan kunjungan kesana? Mohon informasinya ya

    BalasHapus
  3. mungkin bisa langsung menghubungi bapak faisal.. kebetulan dosen saya dulu adalah salah satu mahasiswa bapak faisal di ITB jadi dosen saya waktu itu yang mengurus segala hal perijinan untuk berkunjung ke "eco bamboo house" milik pak budi faisal

    BalasHapus