Sekilas KKL

KKL (Kuliah Kerja Lapangan) adalah salah satu matakuliah pilihan yang ditawarkan di Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
Matakuliah ini bertujuan untuk membuka wawasan, pengetahuan dan kosa kata baru mahasiswa dalam desain, arsitektur, dan lingkungan binaan melalui interaksi langsung dengan objek, arsitek, pengelola dan pengguna. Selain itu untuk melatih kepekaan mahasiswa dalam memahami kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi proses perancangan arsitektur dan lingkungan binaan yang ada di lapangan. Juga untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam merekam, menganalisa dan mendokumentasikan berbagai informasi yang didapat di lapangan, serta menyajikannya menjadi pengetahuan arsitektur yang menarik dan bisa diakses secara luas. Salah satu bentuk rekam informasi tersebut adalah blog ini.

Selasa, 02 November 2010

Kampung Sampireun

OLEH:
Wayan Riza Pujiastuti (H1B108041)
Ema Susanti (H1B108052)


Tidak akan pernah menyangka, di sebuah pedesaan yang jauh dari perkotaan, ada sebuah resort dengan konsep natural yang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan tak akan terlupakan. Ya, itulah Kampung Sampireun.  Kampung Sampireun merupakan satu dari sekian resort yang menawarkan nuansa pedesaan Sunda. Terletak  di Desa Sukakarya, Samarang, Garut, Jawa Barat. Kira-kira 11,5 Km dari Kota Garut dan 75 Km dari Kota Bandung ,dalam area seluas 5,5 hektar berikut danau didalamnya Situ Sampireun seluas 1,5 Hektar yang berada pada ketinggian ± 1.000 meter diatas permukaan laut.

Fasilitas yang ditawarkan adalah : Lobby, Restoran, Toko Souvenir, Coffee shop, gazebo, danau, dermaga, playground, galery, mini library, mushola
Saat pertama kali kami mengunjungi resort tersebut, perjalanan menuju hotel tersebut diselimuti rasa penasaran. Ini jalannya kecil, menuju gunung. Fasilitas dan kenyamanan di resort boleh dikata nomor satu. Kesunyian dan keheningan kampung begitu terasa kental, alunan-alunan music sunda yang kental membuat suasana di resort ini semakin nyaman, sangat cocok untuk rehat dan mengusir kepenatan kita. Anda bisa menikmati Taman Sari Royal Heritage Spa, kolam renang alami, makan siang di atas dek. Khusus untuk honeymooner, anda bisa meminta special request dinner candle light di tengah danau di atas rakit. So romantic…


Cottage-cottage disusun mengelilingi danau sebagai daya tarik utama. Tiap cottage dibuat seprivat mungkin dengan pengaturan jarak cottage dan penempatan vegetasi. Fungsi publik seperti kantor, lobby dan parkir diletakkan paling depan untuk menyambut kedatangan tamu. Ketika tamu datang, langsung diterima oleh lobby yang menyajikan pemandangan danau, counter souvenir, dan bunyi-bunyian khas tradisional Sunda.


View 
Ini menjadikan danau sebagai point of interest kawasan. Yang menarik selain sebagai pusat view dan entertainment, danau juga dipakai sebagai sirkulasi dari unit  resort ke bagian lain kawasan. Disediakan satu perahu untuk setiap gubuk yang berada di tepi danau dan spot tambatan beserta perahunya untuk gubuk yang berada dibukit. Hijaunya pepohonan, dengan rumah-rumah berdinding bambu yang dibangun begitu dekat dengan bibir danau menjadi pemandangan pertama begitu tiba di lobi kawasan pariwisata ini. Bambu, kayu, dan hijaunya alam memang menjadi unsur dominan desain di dalam dan luar pondok-pondok yang disebut cabana dan lanai.Anda bisa menatap pesona danau dari balik kamar, di dekat dermaga, atau di berbagai sudut resor. Tidak cukup itu saja, Anda juga b! isa melintasi danau dengan perahu kayu sembari memberi makan ikan-ikan air tawar yang memang selalu lapar menunggu makanan ikan yang dibuang para tamu.



Sirkulasi
Sirkulasi di dalam hotel hanya diperuntukan bagi pejalan kaki, sedangkan kendaraan hanya sampai tempat parkir dan depan lobby. Danau pun dipergunakan sebagai sarana sirkulasi yaitu dengan menggunakan perahu sampan.
Sementara sirkulasi pencapaian didalam lokasi membentuk ring disekitar danau dengan konsep jungle mix, dimana vegetasi di sekeliling pedestrian didominasi hutan bambu, dan di tapak sebelah daratan timur merupakan kombinasi alami dipadu tanaman hias. Komposisi masa bangunan kampung sampireun tersebar dengan danau sebagai orientasi massanya. Bangunan terdiri dari dua fungsi yaitu resort dan spa, yang dikonsep dengan pendekatan desain rumah pasundan.

Tata Ruang Luar
Secara keseluruhan, hotel ini terasa sangat menyatu dengan alam sekitarnya yang berupa hutan bambu. Banyak terdapat pohon-pohon bambu di sekeliling pedestrian.



Bentuk Bangunan
Dari segi bentuk bangunan, Kampung sampireun mengadopsi bentuk bangunan tradisional Sunda walaupun tidak 100%. Untuk atap dipakai daun pohon enau yang banyak digunakan pada masyarakat Badui dan Kampung Naga. Begitu juga penggunaan bilik bambu,kayu kamper dan batang kelapa. Kuda-kuda dan struktur bangunan menggunakan perpaduan bambu dan kayu yang diekspos serta batang kelapa untuk tiangnya.









Utilitas
Untuk penyediaan air panas, digunakan water hitter dan gas yang dialirkan melalui pipa. Sedangkan penyediaaan air bersih dilakukan dengan pengeboran dan ditampung di bak penampungan dan dialirkan ke kamar-kamar dengan water pusher tank. Sumber listrik langsung dari PLN, tidak ada genset  sehingga kalau lampu mati penerangan dilakukan dengan obor dan lilin. Hal ini ditujukan untuk mendukung konsep perkampungan. Obor dan lilin juga terdapat di sisi jalan sepanjang pedestrian.

Material
Didominasi dengan anyaman bambu dan kayu sebagai material struktur utamanya. Lantainya menggunakan palupuh, juga langit- langitnya difinishing tikar pandan. Namun tuntutan fungsinya sebagai hotel menjadikan beberapa elemen interiornya memadukan material modern dan tradisional. Seperti pada kamar mandinya yang meski bernuansa pasundan dengan ciri atapnya yang sedikit terbuka dan tambahan detail penggunaan batu alam dibagian dinding dan lantai, namun masih terdapat unsur modern.



Struktur 
Struktur yang digunakan adalah bamboo, karena mengingat persediaan bambu di Indonesia sangat melimpah, namun masih belum optimal dalam memanfaatkannya. Struktur bambu terbukti memiliki banyak keunggulan. Seratnya yang liat dan elastis sangat baik dalam menahan beban (baik beban tekan/tarik, geser, maupun tekuk). kuat tekan bambu (yang berkualitas) sama dengan kayu, bahkan kuat tariknya lebih baik daripada kayu. Bahkan dengan kekuatan seperti ini, jenis bambu tertentu bisa menggantikan baja sebagai tulangan beton.Ringan dan Tahan Gempa. Terbuat dari 3 jenis bambu, yakni bambu petung/betung, bambu legi, dan bambu tali/apus. Ketiga jenis ini digunakan untuk keperluan berbeda. Untuk kolom utama, misalnya, ia menggunakan jenis bambu betung diameter 16 cm. Menggunakan baut 12 mm dan ijuk untuk menyambung antar bambu. Sambungan dengan baut ini terlihat rapi dan bersih sehingga konstruksi bambu terlihat lebih bagus. Untuk memasang bautnya, bambu dibor  terlebih dahulu, kemudian baut dimasukkan ke bambu dan diberi mur. Memasang murnya jangan terlalu keras supaya bambu tidak pecah. Berbeda dengan kayu, adanya rongga pada bambu membuatnya harus diperlakukan khusus agar tidak mudah pecah. Sambungan dengan baut menciptakan konstruksi yang tidak kaku sehingga tahan terhadap gempa (karena konstruksi akan bergerak mengikuti arah getar gempa). Ini masih ditambah lagi dengan bobotnya yang ringan sehingga berat keseluruhan struktur  tidaklah besar. Ini merupakan kelebihan lain dari konstruksi bambu. Dengan teknik pengikatan tertentu, ijuk sangat baik untuk mengikat sambungan struktur bambu. Ikatan ijuk bagus dalam menahan beban ke samping.. Namun, karena tidak sekuat ijuk, maka ikatan rotan hanya dipakai di interior. Karena ringan, konstruksi bambu cukup menggunakan pondasi setempat/umpak (tanpa sloof) dari batu bata atau beton. Untuk menghindari pelapukan, bagian bawah struktur bambu tidak boleh bersentuhan langsung dengan tanah. Oleh karena itu, bagian bawah struktur bambu perlu diberi landasan, seperti beton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar