OLEH:
Annisa Kesuma Pertiwi (H1B108037)
Isna Ridhayanti (H1B1080__)
SUMBER: www.selasarsunaryo.com
Menuju tempat ini mungkin butuh perjuangan yang cukup panjang bagi kami karena Jalur yang kami tuju didaerah dago atas yaitu perjalanan dengan jalan yang menanjak dan sempit.
Saat diperjalanan pun kami sangat bertanya-tanya? Apa itu selasar sunaryo? Tempat untuk apakah itu? Dan banyak lagi pertanyaan yang terlintas dibenak kami. Begitu penasaran nya hingga tak sabar ingin cepat sampai ketempat itu. Dalam bayangan kami selasar sunaryo itu memiliki desain yang menakjubkan dan berupa selasar-selasar.
Saat kami sampai kesana ternyata semuanya tidak seperti yang kami bayangkan. Kami menemui sebuah bangunan dengan dinding yang besar bertuliskan SELASAR SUNARYO, dari luar terlihat seperti Villa diatas gunung. Didepannya terdapat sebuah sculpture kecil yang berupa 2 batu yang juga memiliki Nilai estetis.
Selasar Sunaryo terdiri dari beberapa ruang indoor dan outdoor yang begitu mendukung kenyamanan bagi kami untuk menikmati setiap karya. Udara yang sejuk dan juga arsitektur bangunan yang menarik membuat kami betah dan ingin berlama-lama sambil menikmati panorama pegunungan yang indah disekitarnya.
Saat pertama kali datang, kami disambut oleh seorang perempuan yang membantu kami dalam mengenal Selasar Sunaryo dan karya-karya yang ada didalamnya. Ada beberapa peraturan yang disampaikan guide tersebut, diantara nya tidak boleh memoto hasil karya, tidak boleh memegang hasil karya tersebut, kecuali memoto sisi bangunan dan maket bangunan. Dia juga menjelaskan semua cerita dan sejarah berdirinya selasar sunaryo tersebut.
Kemudian kami diajak untuk berkeliling selasar sunaryo untuk melihat hasil karya yang ada disana dan mengelilingi ruangan diselasar itu.
'Ruang A' (Galeri A)
Ruang A (sekitar 177 m2), digunakan untuk rumah dan pameran karya Sunaryo yang dipilih oleh
Dewan Kurator berdasarkan timeline dan periode penciptaan. Ruangan ini juga digunakan untuk pameran skala besar mempromosikan seniman Indonesia dan luar negeri.
Disini kami melihat karya-karya Sunaryo berupa lukisan-lukisan dan beberapa sculpture hasil seni rupa. Karya-karyanya sangat unik dan penuh makna.
Stone Garden
Stone Garden (sekitar 190 m2), sebuah ruang yang digunakan untuk memperlihatkan Sunaryo karya seni yang terbuat dari batu.
'Ruang Sayap' (Galeri Wing)
Ruang Sayap (sekitar 48 m2), digunakan untuk menampilkan pameran karya seniman muda dari Indonesia maupun luar negeri. Ruang ini juga digunakan untuk menyajikan koleksi permanen dari Artspace yang mencakup karya-karya yang dipilih seniman dari Indonesia dan
luar negeri.
'B Ruang' (Galeri B)
Ruang B (sekitar 210 m2), digunakan untuk menyajikan pameran seniman muda dari Indonesia maupun luar negeri. Ruang ini juga digunakan untuk menyajikan koleksi permanen Artspace dan karya-karya seniman dari Indonesia dan luar negeri.
'Kopi Selasar' (Cafe Selasar)
Kopi Selasar (sekitar 157 m2), sebuah kafe outdoor yang besar adalah tempat yang tepat untuk bersantai dan menikmati kopi yang sangat baik, makanan ringan dan makan siang, menggunakan nirkabel, atau hanya menikmati pemandangan indah dari bukit Dago.
'Cinderamata Selasar' (Shop Selasar)
Selasar cinderamata, toko di mana orang dapat membeli dan array seni dan budaya buku dan jurnal serta hadiah dan souvenir. Untuk mengenang kedatangan di Selasar Sunaryo, kami menyempatkan diri untuk membeli cinderamata di Gift & Souvenir Shopnya. Di tempat ini tersedia repro karya-karya eksklusif Sunaryo, kartu, poster pameran dan kerajinan. Aneka buku yang memuat tentang seni bisa menjadi pilihan lainnya.
'Amphitheater'
Amphitheatre (sekitar 198 m2), ruang melingkar terbuka dengan layar lebar, memiliki kapasitas maksimal 300 orang dan khusus dibangun dan terstruktur untuk pementasan acara performingarts, pembacaan puisi, pemutaran dan acara budaya lainnya.
Ditempat ini kami bertemu dengan arsitek yang mendesain selasar sunaryo yaitu “Baskoro Tedjo”. Kami berdiskusi dan Tanya jawab dengan beliau, mencari informasi bagaimana mendesain selasar sunaryo ini. Kesimpulan yang kami dapat selasar sunaryo ini didesain dengan memperhatikan kondisi lingkungan lahan yang berkontur.
Rumah Bambu
Rumah Bambu (sekitar 76 m2), yang sederhana rumah yang terbuat dari bambu. Mengunjungi seniman sering menghabiskan malam sementara yang terlibat dalam sebuah program dan juga digunakan oleh seniman di rumah, dan tamu istimewa.
'Bale Handap'
Bale handap adalah ruang serba guna yang digunakan untuk diskusi, pertunjukan, acara dan lokakarya. Bangunan ini terinspirasi oleh Javenese tradisional arsitektur dengan teras terbuka. Bale Handap terpisah dari bangunan utama, terletak antara Bamboo House pada tingkat terendah Selasar.
'Bale Tonggoh' (Hall Upper)
Bale Tonggoh (sekitar 190 m2), merupakan sebuah bangunan semi-permanen berfungsi sebagai ruang proyek dan ruang pameran sementara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar